Di zaman modern ini, sudah tidak asing lagi bagi kita dengan adanya internet dan berbagai jaringan situs pertemanan melalui
dunia maya. Sebut saja Facebook, Twitter, Blogger, Formspring, Google, dan masih banyak lagi yang menawarkan jasa untuk memperluas koneksi
dengan ribuan orang tanpa batasan waktu dan
tempat. Perkembangan
facebook di dunia cukup luar biasa pengaksesnya khususnya Indonesia. Facebook mendapatkan perhatian yang lebih
dalam bahasan ini mengingat penggunanya terus merangkak naik dari tahun ke
tahun. Sekarang facebook tidak hanya
digunakan oleh kaum remaja dan dewasa, namun juga anak-anak yang masih dibawah
umur kadang sudah mempunyai akun
Facebook. Bayangkan, betapa kentalnya pengaruh Facebook di lingkungan sekitar
kita. Saya berfikir, Apakah Facebook berguna untuk kita?
Facebook Selain berfungsi
sebagai media jejaring
sosial, bisa digunakan juga sebagai sarana
pemasaran produk apapapun. Seseorang dapat menjalin silaturrahim dengan
teman lama, keluarga, kolega serta dapat bertukar pikiran, informasi
pengalaman, bahkan curhat dengan pasangan yang diminatinya. Facebook
dapat pula dimanfaatkan untuk mengkampanyekan suatu ide dan
gagasan. Dapat pula dimanfaatkan sebagai ruang diskusi antarkomunitas melalui
group atau pages, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan pengetahuan
anggotanya. Bahkan mencari nafkah melalui Facebook dengan membuat akun online
shop yang semakin marak di Facebook. Belum lagi bagi mereka yang menjual chip pada sebuah
permainan online yang ditawarkan oleh facebook.
Banyak manfaat yang ditawarkan oleh
facebook namun tak sedikit pula dampak negative yang diakibatkan oleh facebook.
Mari kita telaah satu persatu dampak negative dari situs pertemanan berikut,
Pertama,
menurunkan kinerja. Ditengarai bahwa sebagian besar pegawai,
karyawan, dosen mahasiswa menggunakan Facebook pada saat jam kerja sedang
berlangsung, karena alasan jenuh, refreshing, mendinginkan otak dan lain
sebagainya. Artinya, telah terjadi pengurangan waktu untuk bekerja dan
menyelesaikan kewajibannya. Maka konsekuensi logisnya adalah produktivitas
menjadi berkurang. Bahkan Negara China sempat menutup akun facebook bagi rakyatnya
karena khawatir akan mempengaruhi kualitas kerja para pekerja di negeri
gingseng tersebut.
Kedua,
perhatian terhadap keluarga berkurang.
Kerapkali para pengguna membuka Facebook pada saat bercengkrama
dengan keluarga. Sebuah riset di Inggris menunjukkan, waktu orang tua bersama
anak-anak semakin sedikit, karena berbagai alasan, salah satunya karena Facebook.
Kemungkinan dapat terjadi, seorang suami sedang menulis dinding, si istri sedang membuat koment di foto,
sementara anak-anak diurus pembantu. Sebuah reduksi pencapaian keluarga
sakinah, mawaddah warohmah. Kadang facebook juga ditenggarai menjadi penyebab
seseorang berselingkuh dengan pengguna facebook lainnya.
Ketiga,
terjadinya jaringan kehidupan sosial.
Berkelana dengan Facebook sangat nyaman dan
mengasyikkan. Maka, sebagian orang merasa cukup membangun berinteraksi sosial
melalui Facebook
saja, sehingga mengurangi frekuensi bertemu muka. Momentum bertemu muka
membuahkan pembicaraan, tatapan mata, ekspresi wajah, tangis, canda dan tawa.
Hal tersebut tidak dapat digantikan dengan pertemuan di dunia maya, tidak bisa
ditukar oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.
Keempat,
batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur. Para Facebooker
memiliki kebebasan untuk menuliskan ide, gagasan, pemikiran, bahkan perasaannya
sekalipun, tanpa disadari hal tersebut tidak terlalu pantas, bahkan tidak
memenuhi kelayakan etika dan estetika untuk disampaikan pada lingkup sosial.
Kadang persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain,
cukup dengan hanya memperhatikan status dari orang tersebut.
Keliman, dapat
terjadi kesalahpahaman. Facebook merupakan jaringan sosial
yang sifatnya terbuka antara user dan jejaringnya, sebagaimana layaknya pada
kehidupan nyata, maka gosip atau informasi miring dapat berkembang dengan
sangat cepat melebihi batas ruang dan waktu. Harus disadari sepenuhnya bahwa
ketika menulis pada status, wall (dinding) dan komentar di berbagai aplikasi
sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata, bahkan efeknya mungkin lebih
parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan multi tafsir. Banyak terjadi
kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yang tidak semestinya di Facebook.
Terjadi pula penuntutan ke pengadilan gara-gara kesalahpahaman di Facebook.
Bahkan, kasus terbaru adalah pencemaran nama baik seorang guru yang dilakukan
oleh muridnya sendiri.
Keenam,
mempengaruhi kesehatan. Tentang pengaruh tersebut masih dalam
perdebatan sebab belum didukung oleh argumentasi ilmiah, meski dalam sebuah
artikel di media Inggris menyebutkan bahwa Facebook dapat meningkatkan stroke
dan penyakit lainnya. Hal itu bukan disebabkan oleh Facebook-nya, tetapi karena
kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.
Kecanggihan dunia teknologi informasi dan
komunikasi selalu membawa pengaruh positif dan negatif, tergantung dari sudut
mana kita melihatnya. Peneliti Madya BPPKI Bandung, C. Suprapti Dwi
Takariani,M.Si mengatakan, berdasarkan penelitian Provinsi Jabar dan Banten,
dimensi intensitas chatting melalui facebook berpengaruh signifikan terhadap
komunikasi tatap muka remaja dalam keluarga. Chatting, atau pesan
online ditenggarai bisa menggantikan kehadiran seseorang berkat kecepatannya
transfer datanya. Padahal semua itu belum mampu menggantikan semua perasaan
yang ada pada diri seseorang.
Ada baiknya kita semua mengingat kaidah fiqh
(hukum Islam): Menghindari perbuatan yang berpotensi merusak, harus didahulukan
daripada mengambil manfaatnya. Terpulang kepada masing-masing individu untuk
membuat interpretasi dan pengambilan sikap, manakala berkeyakinan Facebook
hanyalah sebuah media untuk memudahkan kita menjalankan misi dan tujuan
pencapaian keberhasilan yang kita emban, maka tidak menjadi masalah untuk tetap
menjadi Facebooker.
Namun, jika diyakini telah merasuki jiwa, hati serta pikiran, sehingga
mengakibatkan perkara yang mafsadat (merusak), sebaiknya segera dihindari atau
setidaknya kita sesuaikan frekuensinya. Wacana tentang Facebook halal atau
haram telah banyak didiskusikan di ruang-ruang publik. Namun lagi-lagi semua itu kembali
pada diri kita, jadilah pengguna facebook yang pintar, dan mampu memaksimalkan
sisi positif dari facebook semaksimal mungkin.